Terlihat keringat bercucuran dari
badan yang rentah sambil memegang cangkul dan menggerutu dengan kawan
sebayanya. “kamu mau tandur apa supri
?”. (tandur): kegiatan menanam yang biasa
dilakukan oleh orang jawa.
“entahlah
ded” sambil menunjukan wajah kusut supri menjawab pertanyaan dedy yang
ditujukan kepadanya. “kamu sendiri mau tanam apa ?”.
Dedy : “Kalau aku akan menunggu
ramalan dari anak muda itu saja, selama ini warga desa selalu menuruti
nasehatnya dan selalu untung besar dalam panen”.
Terlihat dari kejauhan telah datang
segerombolan anak laki-laki yang pulang dari sekolah. Tergambar senyum di wajah
kedua lelaki yang mengembang setelah melihat dari dekat ternyata anak laki-laki
yang bernama Stiven Look berada
diantara anak-anak tersebut.
“Hoyyyy nak” sambil berteriak kedua
lelaki itu memanggil anak yang bernama stiven
look tersebut.
“Waaaahhhh paman, mau ke lading
ya?, ada apa?”. Jawab stiven look sambil
tersenyum
“emmmm ini nak kami para petani
masih kebingungan mau menanam apa”
“wortel, dengan masa pertumbuhanya
hanya membutuhkan waktu 8 hari. Petani akan bias memanen 3 kali dalam satu
bulan pada musim gugur ini.” Sahut pemuda itu menyela omongan kedua paman tadi.
“Wahhhh seperti yang diharapkan
dari peramal sepetimu nak” kata pak dedy sambil bergegas menginformasikan
kepada warga apa yang harusnya ditanam di lading mereka.
“hey stive, bagaimana kau bisa
yakin dengan prediksimu kalau warga akan untung besar hanya dengan menanam
wortel?.” Sambil terlihat berpikir salah satu teman stive bertanya kepadanya.
Sambil tersenyum Stiven Look menjawab pertanyaan tersebut
dalam pikiranya. “apa kalian tidak tau
kalau bulan depan Negara kita berencana mengimpor sayur-sayuran dari luar
negri. Dengan status impor maka sudah pasti harganya akan lebih mahal karena
mereka terbelenggu pajak dan barang yang dihasilkan akan berkurang kesegaranya.
Dengan melihat semua itu aku yakin panen wortel dai desa kita dan desa-desa
tetangga akan mendapat labah besar.”
Satu minggu berlalu sesuai
prediksi, warga memulai memanen wortel dan tepat seperti apa yang dipikirkan
pemuda itu, warga benar-benar untung besar dalam panen wortel mereka. Stive pun
terlihat senang dengan prediksinya yang berhasil seratus persen sesuai apa yang
dipikirkanya. Memang dalam 3 tahun belakangan ini warga tidak pernah gagal
panen semenjak kedatangan pemuda itu. Pemudah yang sangat teliti, dengan otak
yang cerdas dan pemikiran yang cemerlang.
“tok..tok…tok…” terlihat kepala
desa mengetuk pintuh rumah pemuda yang bernama stive tersebut.
Pintu terbuka dengan penghuni yang
menunjukan wajah berkarisma seperti biasa. “wahh, kepala desa, silahkan masuk”
seruh pemuda itu mempersilahkan kepala desa untuk masuk kedalam rumahnya.
“nak, sekarang kamu sudah lulus
dari sekolah, apa benar kata teman-temanmu kau akan pergi keluar negri untuk
mencari ayahmu dan bersekolah disana?”. Kepala desa bertanya dengan wajah yang
sedih.
“ohh, itu, iya pak, saya ingin
mencari ayah saya, sebelum nenek meninggal nenek sempat bilang kalau ayah
berada di italia. Namun nenek tidak pernah tau alamat pastinya dimana dan saya
hanya diberi beberapa lembar foto sebelum ayah pergi dari desa ini.” Stive
menjawab pertanyaan kepala desa sambil menjelaskan maksud dan tujuanya.
Dengan prestasinya yang cemerlang Stiven Look diberi penghargaan pelajar
terbaik di tingakat SMA dan bisa memilih sekolah dimanapun diseluruh dunia
dengan rekomendasi menteri pendidikan. Stiven
look berencana mencari pengalaman baru di italia sekaligus ingin menemukan
ayahnya yang telah lebih dulu pergi merantau saat dia masih bayi.
Mungkin kepergian stiven look akan
diiringi dengan kesedihan warga desa. Selama ini Stiven Look dikenal sebagai pemuda
yang ramah dengan gaya yang elegan yang selalu menunjukan bakatnya dalam
menganalisis sesuatu. Stiven look
sejak kecil selalu bercita-cita menjadi detective yang hebat yang dikenal
diseluruh penjuru dunia.
Hari mulai sore stiven Look sedang berjalan-jalan
dipasar tradisional di daerah setempat. “Brakkkkkkkkkkkkkk” terdengan ada
sebuah kecelakaan yang terjadi di sudut jalan. Stiven Look langsung berlari bergegas memeriksa apa yang terjadi.
Ternyata benar ada sebuah insiden kecelakaan antara pengguna motor dan saat ini
telah ditangani oleh polisi. Terlihat kedua pengemudi saling menyalahkan dengan
marah-marah. Polisi melerai dan segerah menyeet mereka berdua ke posko untuk
menjalani pemeriksaan karena kedua pengemudi sama-sama mengalami patah tulang
kaki dan tangan.
“hoyyy boca,” terlihat seorang
polisi memanggil stive yang merasa kebingungan.
“Ahh apa bapak memanggil saya?”
Tanya stive sambil melihatkan wajah yang bingung.
“Ápakah kau bisa membantuku sekali
lagi untuk menyelesaikan kasus ini, tentunya jika kau tidak keberatan,” seruh
polisi tersebut berbicara kepada stive dengan nada yang memohon.
Stiven Look masih terlihat bingung
dan mengingat-ingat apakah dia mengenal pak polisi tesebut.
“hoyy bocah, apakah kau sudah lupa
padaku, aku yang waktu itu kau bantu dalam kasus pembunuhan sekertaris hotel
tempat kau menghinap saat acara pentas seni yang diadakan oleh sekolahmu di
hotel mahkota” saut polisi itu menyambung perkataanya.
“ohhh waktu itu ya, iya saya ingat.
Jadi anda adalah polisi yang bertugas pada waktu itu.” Stive menjawab dengan
malu-malu. “memangnya ada kasus apa pak”?
lanjut stive bertanya.
“ini kasus kecelakaan mereka berdua
adalah korban sekaligus pelaku kecelakaan, mereka sama-sama mengalami luka
serius dan saling menyalahkan. Dengan sepeda beat pak santo mengendarai sepeda
dari arah timur yang sedang berbelok ke kanan di tikungan depan sana. Sedangkan
pengendara yang satunya pak sihan mengendarai sepeda supra sedang berbelok ke
kiri dari arah utara di tikungan yang sama. Pak sihan mengatakan kalau pak
santo waktu itu tidak menyalakan lampu sepedanya sehingga dia tidak bisa
melihat dengan jelas datangnya sepeda yang dikendarai oleh pak santo. Pak santo
sendiri mengatakan bahwa lampu sepedanya menyala sejak dia berangkat dari ruma
bahkan dia juga sudah menyalakan tanda akan berbelok. Pak sihan membantah kalau
pak santo baru saja menyalahkan lampunya sesaat setelah kecelakaan terjadi.”
Pak polisi menjelaskan kejadian di TKP.
“sebentar ya pak,” Stive berlari
keluar dan kelihatanya dia bergegas memeriksa lokasi kejadian dan kedua sepeda
motor.
“pak sihan, bapak saya nyatakan
bersalah dalam kasus ini” dngan menunjuk pak sihan stive mengatakan dengan
lantang dan membuat semua orang dikantor tercengang.
“A..apa yang kau katakana anak
muda” pak sihan terlihat terkejut dan mengelak.
“pertama: anda sudah berbohong
dengan mengarang cerita bahwa lampu sepeda pak santo tidak menyala dan pak
santo baru menyalakanya sesaat setelah kejadian terjadi, ternyata setelah aku
periksa saya berani memastikan kalau lampu sepeda pak santo sudah menyala sejak
dia dari rumahnya, tadi saya sudah Tanya kepada pak santo dan dia bilang jarak
rumahnya 30 kilo dari sini, dengan jarak itu otomatis kondisi lampu akan terasa
hangat saat ini. Sebaliknya saat saya memerikasa lampu sepeda milik anda kenapa
keadaanya biasa saja dan tidak terasa panas seperti layaknya sepeda yang sudah
menyalahkan lampunya dengan waktu yang lama. Jangan-jangan andalah orang yang
baru menyalakan lampu sesaat setelah kejadian.” Stiven Look menjabarkan
analisisnya dengan gaya mendesak pak sihan untuk mengakui kesalahanya.
“Jangan bercanda, aku tidak
berbohong kok, aku tadi benar-benar
melihat pak santo baru menyalakan lampunya sesaat setelah kejadian.” Terlihat
pak sihan masih mengelak.
“baiklah akan aku perjelas sesuatu
yang anda lupakan dalam berbohong dikasus ini” terlihat stiven Look percaya
diri.
“hahh sesuatu yang dilupakan?”…
terdengar serentak semua orang yang diruangan tesebut menggumam.
“yaaa.. pak sihan lupa kalau sepeda
motor Beat yang dikendarai oleh pak santo adalah Beat keluaran terbaru, dan itu
artinya Beat yang dikendarai pak santo adalah Beat yang lampu sorotnya menyala
dengan otomatis saat sepeda dinyalakan,…selesai”. Terlihat wajah Stiven Look
sangat puas menjabarkan analisisnya yang kedua.
“Hahhh … benar juga, kenapa kita
tidak menyadarinya ya?” para polisi terdengar berbicara.
“wahhhh benar-benar boca yang
teliti sama seperti waktu itu, Baiklah sudah diputuskan kalau pak sihan adalah
yang bersalah dalam kasus ini dan akan dikenakan pasal tambahan terkait
berbohong dan menuduh.” Sahut pak kepala polisi dengan puas…
Musim gugur kali ini menjadi musim gugur
terakhir bagi Stiven Look, setelah ini dia akan berangkat ke Italia untuk
mendapatkan pengalaman yang baru dan mencari ayahnya. Dan juga untuk menjadi
detective terkenal di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar